Oleh: Ustaz Humaidi Idris
Allah Swt. di dalam Al-Quran Surah Al-Imran Ayat 31 berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Yang artinya: Katakanlah Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyang.
Kita yang mengaku umat Rasulullah, umat Nabi Muhammad Saw., pada saat ditanya apakah mencintai beliau? mencintai Rasulullah? maka semua kita akan mengatakan cinta kepada Rasulullah.
Bagaimana cara kita mencintai Rasulullah Saw.? di dalam ayat di atas disebutkan bahwa bentuk cinta kepada Rasulullah Saw. itu, adalah dengan mengikuti apa yang telah beliau bawa dalam hidup ini, sunah-sunahnya, risalahnya, syariatnya. Maka berarti, itu juga adalah bentuk bagaimana kita mencintai Allah Swt.
Sehingga dalam hal ini, bentuk mencintai Allah dan Rasulullah itu adalah mengikuti syariat-Nya, taat terhadap apa yang Allah dan Rasulullah bawa. Sehingga kalau ada yang mengatakan bahwa aku mencintai Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi perbuatannya bertolak belakang dari mengikuti syariat-Nya, menolak syariat, bahkan menentang syariat, maka bentuk cinta seperti itu adalah cinta yang dusta.
Dia mengatakan cintai Rasulullah, tapi sunah-sunahnya tidak dilakukan, ajaran-ajarannya tidak dijalankan. Jadi apabila dalam berkeluarga, berkehidupan, baik masalah pakaian, minuman, dan muamalah tidak sesuai dengan apa yang disunahkan oleh Nabi saw., maka bentuk cinta seperti itu adalah cinta yang dusta.
Maka kalau kita betul-betul mencintai Rasulullah saw., taatlah terhadap syariat yang beliau bawa, karena fungsi utama Rasul diutus oleh Allah itu, adalah untuk menjelaskan apa maunya Allah terhadap kita. Maka kalau kita ingin selamat dan betul-betul cinta kepada Rasul saw., harus terikat dengan apa yang beliau bawa dari A sampai Z.
(BS)