BANUASYARIAH, Barabai – Setahun lebih serangan yahudi zionis ke Gaza Palestina , puluhan ribu umat Islam yang didominasi anak-anak, wanita dan warga sipil lainnya tewas akibat kebiadaban zionis Israel. Bahkan, pembunuhan warga sipil tak berdosa terus dilakukan, tanpa mengindahkan kemanusiaan.
Genosida tak terbantahkan, ragam solusi yang ditawarkan dan dilakukan berujung hampa, krisis Gaza tak berkesudahan, tak sedikit pihak mulai enggan membicarakan, pasrah pada keadaan, padahal sebagian besar mereka adalah muslim.
Kondisi ini mendorong Kalam Murakata menggelar Talkshow dengan tema ‘Pentingnya Kepedulian Terhadap Krisis Gaza (Palestina)’ di Barabai, Ahad (10/11). Acara ini menghadirkan dua tokoh Banua Enam sebagai pemateri, yaitu Pegiat Islam Kaffah Ustaz Untung Rusiman dan Cendekian Muslim Ustaz Rizana Wahdi.
Dalam papaparannya Ustaz Untung mengingatkan kepada puluhan tokoh berbagai daerah di Banua Enam yang hadir, tentang pentingnya kesadaran bahwa tanah Palestina termasuk Gaza adalah tanah wakaf milik kaum muslimin yang saat ini terus dirampas zionis Israel.
“Selain itu kaum muslim yang satu dengan yang lain ibarat satu tubuh, mereka bersaudara, maka wajar bila kaum muslim di negeri ini harus peduli dengan kaum muslim di Gaza yang saat ini terzalimi,” ujarnya.
Dari sekian banyak perundingan, berbagai resolusi PBB, ternyata tidak berdampak apa-apa terhadap Palestina. Karena Amerika Serikat terus menggunakan hak vetonya untuk melindungi yahudi zionis.
Bahkan bantuan kemanusiaan yang dimobilisasi lembaga dan banyak negara, distribusinya terhambat dan ironisnya itu terjadi di wilayah yang dikuasi oleh penguasa-penguasa muslim di sekitar Gaza (Palestina).
“Terhadap yahudi zionis mereka juga hanya mengecam dan menuntut diakhiri konflik, mereka menutup mata bahwa penyebab krisis ini adalah adanya keberadaan negara zionis yang terus melakukan tindakan zalim kepada warga Gaza dan Palestina,” terangnya.
Mestinya ujar Ustaz Untung, penguasa muslim mengirimkan tentaranya untuk membebaskan rakyat Gaza, tapi itu tidak dilakukan karena mereka terbelenggu ide nasionalisme dan tersandera dengan kepentingan Amerika.
Sementara itu, Ustaz Rizana Wahdi menjelaskan, berdirinya negara zionis Israel terjadi setelah tokoh-tokoh zionis didukung negara adidaya Inggris saat itu berhasil meruntuhkan Khilafah Turki Ustmani. Padahal sebelumnya sepeninggal Rasulullah, kaum muslimin senantiasa hidup dan diatur dibawah naungan khilafah yang juga melindungi Palestina.
“Sekarang negara zionis ini didukung dan dilindungi negara adidaya lainnya, yakni Amerika Serikat, sehingga mereka terus berani melakukan penjajahan dan pembantaian di Gaza,” tambahnya.
Sehingga solusi mengakhiri krisis Gaza harus dengan jihad. Hanya saja jihad secara perorangan atau kelompok tentu tak efektif untuk melawan sebuah entitas yang dilindungi negara Adidaya. Sehingga bagi kaum muslimin, juga harus ada negara adidaya yang melindunginya dan menyatukan kekuatan kaum muslimin untuk kembali membebaskan Palestina, yakni Khilafah Islamiyah yang merupakan ajaran Islam dalam kepemimpinan.
“Karena itulah, kontribusi nyata kita sebagai umat Islam dalam mengakhiri krisis Gaza, adalah terus aktif mendakwahkan Islam kaffah, seluruh ajaran Islam termasuk khilafah, kepemimpinan umum bagi kaum muslimin yang memiliki wewenang memobilisasi umat Islam untuk melakukan jihad,” tandasnya. (bnr)