Saturday, December 14, 2024
spot_img
More

    Latest Posts

    Solusi ‘Dua Negara’ Bukan Solusi untuk Palestina

    BANUASYARIAH, Tanjung – Palestina semakin terpuruk, konflik yang terus berlanjut tanpa adanya Solusi tuntas membuat kondisi disana semakin parah. Korban jiwa semakin bertambah dan akan terus bertambah jika tidak diselesaikan. Sudah banyak solusi yang ditawarkan, namun tak kunjung menyelesaikan permasalahan. Kecaman demi kecaman juga sudah banyak disampaikan, tapi sayang hanya sebatas ucapan tanpa ada harapan.

    Dimulai dengan paparan data dan fakta tentang kondisi terkini di Palestina, beberapa tokoh di Kabupaten Tabalong berkumpul dalam sebuah dialog untuk membahas Solusi tuntas konflik Palestina. Seorang Jurnalis Media di Tabalong, Ibnu Dwi mengawali dengan menyampaikan bahwa kondisi Palestina semakin parah, korban berjatuhan semakin banyak. Tercatat lebih dari 40 ribu jiwa telah gugur. Para dokter dan tenaga Kesehatan yang bertugas pun juga banyak yang syahid. Masyarakat Gaza sudah mulai meninggalkan tempat tinggal mereka karena kondisi tempat tinggal yang tidak layak.

    “Kondisi Palestina saat ini sangat kritis, wilayahnya semakin menyempit. Dokter dan tenaga Kesehatan pun sudah banyak yang syahid, korban akan terus bertambah jika tidak ada solusi tuntasnya,” Begitu ujarnya pada Ahad (17/11/2024) dalam pertemuan di Kelua, Kab. Tabalong.

    Ibnu menambahkan, Solusi dari PBB nyatanya tidak membuahkan hasil, solusinya pun sangat merugikan bagi Palestina karena tanah mereka yang semakin menyempit dikuasai zionis. Beliau juga menyampaikan pentingnya untuk terus “berisik” dalam menyuarakan kebebasan Palestina, terutama sebagai seorang Muslim. Karena bagaimanapun mereka adalah saudara seiman yang harus diperjuangkan.

    Solusi konflik Palestina disampaikan oleh Guru Pahrul SHI MHI pengasuh Majelis Ta’lim Wal Ibadah Nurul Musthofa. Beliau memulai dengan mengatakan bahwa masalah Palestina adalah masalah bersama. Apalagi sebagai seorang Muslim, haruslah memandang ini sebagai permasalahan bersama.

    “Kita harus sepakat terlebih dahulu bahwa masalah Palestina adalah masalah kita bersama, karena sebagai sesama Muslim kita adalah saudara dan kita diikat dengan keimanan” begitu pungkasnya.
    Guru Pahrul juga mengatakan bahwa umat Islam membutuhkan persatuan karena bersatunya umat Islam menunjukkan bahwa umat Islam itu bersaudara, dengan persaudaraan yang mulia karena ia diikat dengan keimanan.

    “Innamal Mu’minuuna Ikhwatun” dengan tegas beliau mengatakan bahwa orang Mukmin itu bersaudara, dan persaudaraan mereka itu ibarat satu tubuh.
    “Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW, Kaum Muslimin itu ibarat satu tubuh, yang jika satu tubuh merasakan sakit maka anggota tubuh yang lain juga merasakan sakit,” dengan lantang beliau mengucapkannya.

    Beliau menambahkan, bahwa bersatunya Umat Islam memerlukan adanya Khilafah. Dengan adanya Khilafah kekuatan umat Islam akan Bersatu dan akan membuat satu kekuatan baru yang akan membuat ketakutan Amerika dan sekutunya.
    “Bayangkan jika negeri kaum muslimin yang jumlahnya lebih dari 50 itu Bersatu dalam satu kekuatan dan komando, maka Amerika pun akan takut dengan kekuatan itu, apalagi Zionis” pungkasnya.

    Adapun kenapa harus Jihad, karena selama ini Zionis tidak mengenal kata diplomasi, mereka hanya mengenal kata perang. Maka dengan jihad lah Umat Islam bisa mengalahkan mereka. Tapi jihad juga memerlukan negara, karena ia adalah kewajiban negara. Sehingga antara Jihad dan Khilafah saling terkait dalam penyelesaian konflik yang ada di Palestina.
    Ruspianoor, sebagai salah satu peserta dialog memberi tanggapan, bahwa beliau menolak solusi dua negara dari PBB dan Khilafah lah Solusi tuntasnya. Apalagi, tanah Palestina adalah tanah kharajiyah, yang tidak boleh diserahkan kepada siapapun. Terbukti sejarah sudah mencatat dengan adanya Khilafah tanah Palestina aman tidak ada yang berani mengganggu.

    “Saya jelas menolak solusi dua negara yang ditawarkan PBB, karena sangat merugikan bagi umat Islam. Palestina adalah tanah kharajiyah yang tidak boleh diserahkan kepada siapapun. Dulu dengan adanya Khilafah, sejengkal tanah Palestina pun tidak akan diberikan karena itu adalah milik umat Islam,” begitu terangnya.

    Diakhir, kedua pembicara mengajak untuk terus berjuang dalam kebebasan Palestina semaksimal mungkin, terus mencari tahu informasi terkini tentang Palestina dan ikut menyuarakan kebebasan Palestina di media.
    Diakhir dialog, Guru Pahrul menutup dengan seruan agar terus memperuangkan kebebasan Palestina, tidak peduli sekecil apapun usaha kita tetap akan bernilai besar dihadapan Allah.

    “Tindakan sekecil apapun pasti berpengaruh terhadap perjuangan dalam membebaskan Palestina, teruslah berjuang sampai kemenangan itu diturunkan oleh Allah,” tandasnya. ()

    Latest Posts

    spot_img

    Baca Juga

    Stay in touch

    To be updated with all the latest news, offers and special announcements.